BatasJogja – Tingkat Kegemaran Membaca di Kabupaten Sleman tergolong baik dengan nilai berdasarkan survey yang dilakukan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Sleman.
Survey tersebut mengetahui tingkat kegemaran membaca (TGM) yang ada di 17 Kapanewon di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). TGM masyarakat Sleman berdasarkan survey yang telah dilakukan mencapai nilai rata-rata 2,57 atau pada level sudah bagus
Adapun TGM tertinggi berada di Kapanewon Moyudan dengan nilai 2,65, dan TGM terendah berada di Kapanewon Depok dengan total nilai 2,44. Untuk responden yang diteliti sebanyak 2.951, yang mewakili masing-masing jenis kelamin, kelompok usia, tingkat pendidikan, dan tingkat penghasilan.
Sementara indikator yang dinilai berdasarkan pada frekuensi membaca, durasi membaca, jumlah yang dibaca, frekuensi akses internet, dan durasi akses internet.
“Survey yang dilakukan UIN itu mengetahui sejauh mana dari tiap tiap wilayah itu tingkat kegemaran membaca sejauh ini berapa lama membaca berapa artinya setiap wilayah di Sleman di 17 kapanewon tentu berbeda-beda,” kata Sekretaris DPK Sleman, Abu Bakar saat dihubungi Jogjakarya pada Minggu (8/12/2024).
Abu menyampaikan jika tinggi angka gemar baca di Kapanewon Moyudan yang jauh dari akses kecukupan sarana dan prasarana memiliki alasan tersendiri dibandingkan dengan Kapanewon Depok yang menjadi pusat pendidikan dan para intelektual.
“Moyudan tertinggi karena ada sejarahnya guru-guru kita dari barat di Moyudan, Minggir, Godean. Sesepuh jaman dahulu itu banyak dilahirkan di wilayah barat banyak guru beda di wilayah timur pekerjaan tertinggi,” katanya.
Selain itu, menurut Abu faktor tipologi wilayah yang cenderung dingin dan tenang juga disebutnya mendukung suasana untuk membaca.
“Kalau di Kapanewon Depok walaupun 30 perguruan tinggi ada di sana, tetapi fokusnya ke masyarakat lokalnya, bukan ke pendatangnya. Selain itu di Depok juga lebih ramai hiruk-pikuk, suasanannya tentu akan berbeda untuk membaca,” pungkasnya. (BJ-2/did)