BatasJogja – Aktivis Jogja, Baharuddin Kamba sebut sikap pendakwah kondang, Gus Miftah yang melepaskan jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan patut dicontoh.
Ia menyebut sikap gentlemen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab atas perilaku kurang pantas dihadapin publik setelah sebelumnya merendahkan pedagang es teh asal Magelang, Jawa Tengah bernama Sun Haji saat pengajian.
“Pertama, sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sikap gentleman dengan mundurnya Miftah sebagai utusan khusus presiden Prabowo tersebut layak diapresiasi dan sebagai pejabat publik seharusnya mundur karena tidak pantas dan tidak layak bagi pejabat mengumpat kata kasar kepada masyarakat kecil yakni penjual es teh, misalnya,” katanya.
Kamba juga menyinggung tingkah yang dilakukan oleh Gus Miftah saat menggunakan kata-kata yang kurang panytas kepada seniman senior, Yeti Pesek yang diunggah kembali meskipun sudah terjadi sebelum Gus Miftah menjabat sebagai Utusan Khusus.
Dirinya meminta agar pejabat publik perlu dilakukan pengecekan terkait rekam jejak digital sebagai pertimbangan dalam menduduki jabatan di pemerintahan.
Selain itu ia juga menyarankan kepada pejabat publik untuk melakukan permintaan maaf secara langsung kepada masyarakat jika berbuat salah tanpa harus menunggu perintah atasan.
Pasce kemunduran Gus Miftah, Kamba berharap Presiden Prabowo tidak lagi memberikan jabatan baru kepada Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Sleman tersebut. “Supaya hal serupa tidak terjadi lagi,” katanya.
Menurutnya, arogansi yang dilakukan oleh Gus Miftah dengan merendahkan orang lain di beberapa kesempatan bisa menjadi contoh dan diambil pelajaran meskipun dari profesi yang ada di kalangan bawah.
“Selama dia tidak korupsi, tidak mengambil yang bukan haknya dan tidak merugikan orang lain, kita tetap menghormatinya dan menghargainya. Bukan merendahkannya,” pungkasnya. (BJ-2/did)