Kota Yogyakarta

Dapat Penghargaan Dari ORI DIY, Puskesmas Gedongtengen Ternyata Layani Ratusan Pasien HIV

×

Dapat Penghargaan Dari ORI DIY, Puskesmas Gedongtengen Ternyata Layani Ratusan Pasien HIV

Sebarkan artikel ini
Puskesmas Gedongtengen Saat Terima Penghargaan dadi ORI DIY. (Foto: BJ-2/did)

BatasJogja – Puskesmas Gedongtengen mendapatkan predikat sebagai unit pelayanan publik di Kota Jogja berdasarkan hasil penilaian kepatuhan Standar Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY dengan nilai 99,72.

Dalam penganugerahan yang juga diberikan kepada Unit Pelayanan Publik lainya se-DIY, penghargaan diberikan secara langsung oleh Asisten Senior Ombudsman RI, Budhi Masthuri dan diterima oleh Kepala Puskesmas Gedongtengen, Tri Kusumo Bawono.

Selain sudah mendapatkan akreditasi dan penilaian kepuasan masyarakat, Kesuksesan yang diraih oleh Puskesmas Gedongtengen memiliki makna tersendiri karena tidak terlepas dari masalah sosial yang dihadapi di sekitarnya.

Tri Kusumo saat menyampaikan paparannya, ia menyebut jika para pasien yang ditangani kebanyakan merupakan warga marjinal. “Kebetulan kami lokasinya ada di sekitar Malioboro. Dekat dengan Pasar Kembang (Sarkem) dan Bong Suwung yang beberapa waktu lalu digusur,” katanya dalam acara yang berlangsung di Swiss-Belboutique, Terban, Gondokusuman, Kota Jogja tersebut pada Selasa (11/12/2024).

Ia menyampaikan dalam melakukan pelayanan publik dalam bidang kesehatan, pihaknya menemukan berbagai tantangan. Beberapa layanan juga disebutnya telah mulai dirintis seperti pelayanan ramah orang dengan penyakit HIV AIDS dengan jumlah pasien mencapai ratusan.
“Ada 376 pasien HIV AIDS, mulai dari anak hingga dewasa,” katanya.

Selain itu, disebutnya kebanyakan pasien HIV yang datang ke Puskesmas meskipun berada di Gedongtengen, namun kependudukan nya dari berbagai daerah di luar wilayah tersebut maupun Kota Jogja.

“Pasien kami kebanyakan warga DIY, karena kalau warga sekitar Gedongtengen malah tidak mau berobat ke Puskemas, karena ketahuan tetangganya diy warga diy tidak ada yang mau takut ketahuan tetangganya,” katanya.

“Jadi kalau perawatanya di tempat kami, tapu rawat inapnya di Pasar Kembang atau di Bong,” imbuhnya.

Dalam melakukan pelayanan, pihaknya juga tidak terlepas dari berbagai komplain, terutama masyarakat yang telah memahami keterbatasan fasilitas yang diberikan. Oleh karena itu pihaknya juga membuat pusat aduan terpadu kepada pasien yang berobat.

Hal tersebut menurutnya berbeda dengan kondisi sebelumnya dimana aduan masyarakat bisa dilakukan langsung dengan menghubungi nomor telepon Wali Kota.

“Kalau sekali dapat teguran dari dinas itu merupakan hal besar bagi kita. Apalagi saat ini pasien bisa melakukan google review sesaui apa yang dibenaknya, yang tidak senang ditulis (di google review),” katanya

“Kami mencoba membantu dengan membuat Sistem Pengaduan Terpadu. Sehingga setiap ada aduan bisa kami tangani sebaik-baiknya sebagai komitmen bersama,” jelas Tri.

Ia juga menambahkan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat, para tenaga kesehatan perlu merubah mindset publik butuh medis, namun medis butuh pasien. (BJ-2/did).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *