BatasJogja – Warga di kawasan perbukitan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami krisis air bersih. Hal itu imbas dari musim kemarau yang terjadi saat ini.
Warga setempat mulai beralih menggunakan air dari sumur galian yang berada di sungai kering karena ketersediaan air bersih telah menipis.
Kondisi tersebut dialami warga Dusun Tangkisan 2, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo.
Warga mulai mengandalkan mata air dari galian sumur di sungai yang sudah kering untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Salah satu warga, Yatmadi (63), mengatakan sejak musim kemarau tiba, warga sekitar mulai kesulitan memperoleh air bersih. Sumur warga mulai mengering dan pasokan air dari PDAM maupun Pamsimas kerap tersendat, terutama di jam-jam ramai pengguna saat pagi dan sore hari.
Karena itu, warga mulai mencari alternatif air bersih lewat sumur galian saat sungai mulai mengering. Sebagai informasi sungai tersebut sudah kering sejak dua bulan terakhir.
Menurut Yatmadi, sumur ini sudah ada sejak lama. Dulunya dibuat untuk memenuhi pasokan air bersih sebelum akhirnya warga beralih ke PDAM dan Pamsimas. Sumur ini pun kembali aktif seiring dengan tersendatnya air PDAM dan Pamsimas setempat karena kemarau.
“Dengan keringnya sungai itu, sumur-sumur galian yang semula tertutup air menjadi terlihat kembali. Adapun mata air di sumur ini disebut tidak pernah asat (mengering) meski dilanda kemarau Panjang,” kata Yatmadi, Selasa, 3 September 2024.
Terpisah, Kepala Pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kulon Progo, Taufik Prihadi, mengaku, kondisi kekeringan di Kulon Progo sudah masuk dalam tahap siaga. Sejumlah wilayah di kabupaten ini juga telah meminta bantuan air bersih di antaranya Kapanewon Samigaluh, Kokap, dan Girimulyo.
“BPBD menyiapkan armada untuk menyuplai air bersih ke wilayah yang memohon bantuan air. Prosesnya, warga melapor ke pemerintah kelurahan setempat untuk selanjutnya dilimpahkan ke BPBD untuk ditindaklanjuti,” jelasnya. (BJ-5)