Kota Yogyakarta

55 Mahasiswa Monash University kunjungi Kali Code

×

55 Mahasiswa Monash University kunjungi Kali Code

Sebarkan artikel ini

BatasJogja – Kondisi bantaran kali Code menjadi perhatian bagi puluhan mahasiswa dari Monash University Australia. Bagi sejumlah mahasiswa tersebut Code tak pernah tergambarkan dalam benak mereka.

Sebagai ikon Kota Jogja, Kali Code merupakan legenda yang terus menerus menghasilkan cerita dari berbagai sisi, terutama masyarakat miskin kota yang ada di sekelilingnya.

Pengelola Sekolah Sungai, Harris Syarif Usman menyampaikan jika program ini sudah menerima berbagai kunjungan dari ribuan mahasiswa luar negeri yang terkesan dan ingin belajar tentang kehidupan masyarakat di sekitar Kali Code.

“Mereka juga diajari tentang penataan kawasan permukiman,pelestarian ekosistem sungai, budaya lokal serta urban farmingnya,” kata Harris pada Jumat (10/1/2024)

Dalam perjalanannya, mahasiswa diajak menelusuri beberapa tempat seperti Kampung Warna-Warni (Romo Mangun). Bersama dengan warga sekitar, para mahasiswa tersebut duduk lesehan dan mengisi kegiatan dengan berdiskusi.

Mereka nampak antusias dengan cerita asal muasal adanya perkampungan tersebut atau yang lebih dikenal dengan Ngebanan karena banyaknya toko penjual ban.

Sosok Romo Mangun menjadi salah satu hal yang dibicarakan. Mereka mengulik keberhasilan salah satu tokoh pembangunan di Jogja tersebut sehingga mendapatkan penghargaan prestise Agha Khan.

Harris menyampaikan jika selama ini Romo Mangun menjadikan masyarakat yang awalnya kebanyakan berprofesi sebagai serabutan.Dari kawasan Romo Mangun kemudian berpindah untuk melihat dari dekat pertanian urban farming Teras Hijau yang aktif menanam pohon sayuran dan ternak ikan lele.

“Di RW 10 Cokrokusuman para mahasiswa dengan didampingi Totok Pratopo menimba ilmu tentang Bank Sampah,” kata Harris

Lokasi yang lain adalah RTH di Jetis Pasiraman dengan Taman Robin nya,Ippal Komunal serta perangkat Early Warning System( mitigasi bencana),memanen air hujan. Selain itu para mahasiswa juga belajar tentang pengelolaan air bersih dengan Ippal portable.

Harris juga menyampaikan kampung Jetisharjo para mahasiswa belajar tentang pengelolaan air bersih, Ippal portable. (BJ-2/did)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *